
Menulis abstrak adalah salah satu tahap penting dalam publikasi ilmiah. Abstrak bukan sekadar ringkasan—ia adalah wajah pertama dari artikel Anda. Jika abstraknya menarik, besar kemungkinan pembaca (termasuk reviewer dan editor jurnal) akan tertarik untuk membaca lebih lanjut.
Berikut tips menulis abstrak ilmiah yang kuat dan efektif:
1. Tegaskan Tujuan Penelitian
Mulailah dengan menjelaskan mengapa penelitian ini penting. Rumuskan latar belakang atau masalah yang ingin dipecahkan dalam satu atau dua kalimat singkat.
Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan literasi sains siswa sekolah menengah.
2. Jelaskan Metode dengan Ringkas
Sampaikan metode yang Anda gunakan (kualitatif, kuantitatif, eksperimen, R&D, dll) beserta teknik pengumpulan data secara singkat dan tepat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu dan analisis data statistik deskriptif.
3. Sampaikan Hasil Utama
Berikan temuan penting atau hasil utama dari penelitian Anda. Hindari rincian angka yang terlalu teknis.
Hasil menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek meningkatkan literasi sains secara signifikan dibandingkan metode konvensional.
4. Tutup dengan Kesimpulan atau Implikasi
Berikan pernyataan yang menegaskan kontribusi atau implikasi dari penelitian Anda terhadap teori atau praktik.
Implikasinya, model ini dapat diterapkan secara luas dalam kurikulum pembelajaran IPA.
5. Gunakan Bahasa Ilmiah tapi Jelas
Hindari istilah yang terlalu teknis atau kalimat yang berbelit-belit. Gunakan bahasa baku dan padat.
💡 Panjang ideal abstrak adalah 150–250 kata, tergantung ketentuan jurnal. Pastikan juga Anda mengecek kembali tata bahasa dan struktur kalimat.
🎯 Ingin artikel Anda dilirik oleh editor jurnal? Mulailah dari abstrak yang memikat!
📥 Butuh template? Kunjungi laman jurnal JPPI: journal.jppi.or.id